Praktik dalam Al-Quran untuk Memahami Quran dan Hadits
Bab 8 : Praktik dalam Al-Qur'an - Bahasa Arob Khusus untuk Memahami Al-Qur'an dan Hadits
House Shine
---
Bab 8 dan 9 adalah hasil dari belajar. Di sela-sela analisa per ayat nanti, Anda akan mendapatkan beberapa faidah baru yang belum disinggung di muka. Kita hanya praktik di Al-Fātihah dan Mu’awwidzāt. Analisa surat-surat lainnya disendirikan dalam buku khusus.
Daftar Isi Artikel
Ta’awwudz
أَعُوذُ بِـاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Aku berlindung kepada Allōh dari (gangguan) setan yang dirajam
Penjelasan
- A : hukumnya di tempat marfu’ karena menjadi Fā’il.
- Lafzhul Jalālah (Allōh) : hukumnya majrur karena kemasukan huruf Jar Bi.
- Asy-Syaithōni : hukumnya majrur karena kemasukan huruf Jar Min.
- Ar-Rojīm[1] : hukumnya majrur karena menjadi Na’at;
Basmalah
بِـسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan (menyebut) nama Allōh Ar-Rohmān (Yang Maha penyayang kepada seluruh makhluk di dunia) dan Ar-Rohīm (Yang Maha penyayang kepada Mukmin di Akhirat) (aku memulai membaca)[2]
Penjelasan
- Ismi : hukumnya majrur karena kemasukan huruf Jar Bi.
- Lafzhul Jalālah : hukumnya majrur karena menjadi Mudhōf ‘Ilaih.
- Ar-Rohmān : hukumnya majrur karena menjadi Na’at pertama untuk Allōh.
- Ar-Rohīm : hukumnya majrur karena menjadi Na’at kedua untuk Allōh.
Surat Al-Fatihah
بِـسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ ﴿١﴾ الْحَمْدُ لِـلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿٢﴾ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ ﴿٣﴾ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ ﴿٤﴾ إِيَّاكَ نَـعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَـسْتَعِينُ ﴿٥﴾ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿٦﴾ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْـتَ عَلَيْـهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْـهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ﴿٧﴾
[1] Dengan menyebut nama Allōh Ar-Rohmān Ar-Rohīm, [2] Segala puji milik Allōh Rabb semesta (seluruh) alam, [3] Ar-Rohmān Ar-Rohīm, [4] Pemilik hari Pembalasan, [5] hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan, [6] tunjukilah kami jalan yang lurus, [7] yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka, bukan (jalan) orang-orang yang dimurkai (Yahudi) dan bukan orang-orang yang sesat (Nashoro).
Penjelasan
بِـسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ ﴿١﴾
“Dengan nama Allōh Ar-Rohmān Ar-Rohīm”
Ismi : majrur kemasukan huruf Jar Bi, boleh dibuang alifnya jika ditempel huruf sebelumnya atau karena hamzah washol tidak disuarakan | Lafzhul Jalālah : majrur karena Mudhōf Ilaih | Ar-Rohmāni : majrur karena menjadi Na’at I | Ar-Rohīmi : majrur karena menjadi Na’at II.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ﴿٢﴾
“Segala puji milik Allōh Robb seluruh alam”[3]
Alhamdu : marfu’ karena menjadi Mubtadā’ | Lillāhi : di tempat marfu’ karena menjadi Khobar, dan Lafzhul Jalālah majrur karena kemasukan huruf Jar Li | Robbi : majrur karena Badal I atau Na’at I[4] sekaligus sebagai Mudhōf.
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ﴿٣﴾
“Yang Maha Penyayang kepada semua makhluk dan Maha Penyayang kepada orang beriman”
Ar-Rohmāni : majrur karena menjadi Na’at II atau Badal II untuk Allōh | Ar-Rohīmi : majrur karena menjadi Na’at III atau Badal III untuk Allōh.
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ﴿٤﴾
“Pemilik hari Pembalasan”
Māliki : majrur karena menjadi Badal IV atau Na’at IV untuk Allōh sekaligus sebagai Mudhōf | Yaumi : majrur karena menjadi Mudhōf Ilaih sekaligus menjadi Mudhōf untuk Māliki | Ad-Dīni : majrur karena menjadi Mudhōf Ilaih.
اِيَّاكَ نـَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نـَسْتَعِيْنُۗ ﴿٥﴾
“Kami hanya menyembah-Mu dan kami hanya meminta pertolongan kepada-Mu”
Na pertama dan kedua: di tempat marfu’ menjadi Fā’il.
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ﴿٦﴾
“Bimbinglah kami ke jalan yang lurus”
Nā : di tempat manshub menjadi Maf’ūl Bih I | Ash-Shirōtho : manshub menjadi Maf’ūl Bih II | Al-Mustaqīma : manshub menjadi Na’at.
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْـتَ عَلَيْـهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْـهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ﴿٧﴾
“Yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat.”
Shirōtho : manshub menjadi Badal sekaligus Mudhōf | Alladzīna : di tempat majrur menjadi Mudhōf Ilaih | Ta : di tempat marfu’ menjadi Fā’il | Him : di tempat majrur kemasukan huruf Jar ‘Alā | Ghoiri : majrur menjadi Badal atau Na’at untuk Alladzīna sekaligus Mudhōf | Al-Maghdhūbi : majrur menjadi Mudhōf Ilaih | Him : sama dengan sebelumnya.
Surat Al-Ikhlas
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ ﴿١﴾
“Katakanlah: Dia Allōh adalah Esa”
Huwa : di tempat marfu’ sebagai Mubtadā’; Lafzhul Jalālah : marfu’ menjadi Badal; Ahadun : marfu’ menjadi Khobar.
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ ﴿٢﴾
“Allōh adalah Ash-Shomad (tempat manusia bergantung)”
Lafzhul Jalālah : marfu’ menjadi Mubtadā’ | Ash-Shomad : marfu’ menjadi Khobar.
لَمْ يـَلِدْ وَلَمْ يُـوْلَدْۙ ﴿٣﴾
“Dia tidak melahirkan dan Dia tidak pula dilahirkan”
Ya : di tempat marfu’ menjadi Fā’il; Yu : di tempat marfu’ menjadi Fā’il.
وَلَمْ يَكُنْ لَّـهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ﴿٤﴾
“Tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya”
Yakun sama dengan Kāna, sehinga memiliki Isim dan Khobarnya. Hū : di tempat majrur kemasukan huruf Jar La | Kufuwan : manshub menjadi Khobar Kāna (Yakun) yang diawalkan | Ahadun : marfu’ menjadi Isim Kāna yang diakhirkan.
Surat Al-Falaq
قُلْ اَعُوْذُ بِـرَبِّ الْفَلَقِۙ ﴿١﴾
“Katakanlah: Aku berlindung kepada Pencipta Subuh.”
A : di tempat marfu’ menjadi Fā’il | Robbi : majrur kemasukan huruf Jar Bi sekaligus sebagai Mudhōf | Al-Falaqi : majrur menjadi Mudhōf Ilaih.
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ ﴿٢﴾
“dari keburukan apa yang Dia ciptakan”
Syarri : majrur kemasukan huruf Jar Min sekaligus sebagai Mudhōf | Mā : di tempat majrur menjadi Mudhōf Ilaih.
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ ﴿٣﴾
“dan dari keburukan malam apabila datang”
Syarri : majrur kemasukan huruf Jar Min sekaligus Mudhōf | Ghōsiqin : majrur sebagai Mudhōf Ilaih.
وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ ﴿٤﴾
“dan dari kejahatan para wanita penyihir yang meniup di buhul-buhul”
Syarri : majrur kemasukan huruf Jar Min sekaligus sebagai Mudhōf | An-Naffātsāti : majrur menjadi Mudhōf Ilaih | Al-‘Uqodi : majrur kemasukan huruf Jar Fī.
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ﴿٥﴾
“dan dari kejahatan orang yang hasad apabila dia melakukannya”
Syarri : majrur kemasukan huruf Jar Min | Hāsidin : majrur menjadi Mudhōf Ilaih.
Surat An-Nas
قُلْ اَعُوْذُ بِـرَبِّ النَّاسِۙ ﴿١﴾
“Katakanlah: Aku berlindung kepada Pencipta manusia”
A : di tempat marfu’ menjadi Fā’il | Robbi : majrur kemasukan huruf Jar Bi sekaligus sebagai Mudhōf | An-Nāsi : majrur menjadi Mudhōf Ilaih.
مَلِكِ النَّاسِۙ ﴿٢﴾
“Yang menguasai manusia”
Maliki : majrur menjadi Badal atau Na’at untuk Robb sekaligus Mudhōf | An-Nāsi : majrur menjadi Mudhōf Ilaih.
اِلٰهِ النَّاسِۙ ﴿٣﴾
“Yang disembah manusia”
Ilāhi : majrur menjadi Badal atau Na’at untuk Robb sekaligus Mudhōf | An-Nāsi : majrur menjadi Mudhōf Ilaih.
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ ﴿٤﴾
“dari kejahatan was-was (bisikan) yang tersembunyi”
Syarri : majrur kemasukan huruf Jar Min sekaligus sebagai Mudhōf | Al-Waswāsi : majrur menjadi Mudhōf Ilaih | An-Khonnas : majrur menjadi Na’at.
الَّذِيْ يُـوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ ﴿٥﴾
“yang membisikkan pada dada-dada manusia”
Alladzī : di tempat majrur menjadi Badal atau Na’at untuk Al-Waswās | Yu : di tempat marfu’ menjadi Fā’il | Shudūri : majrur kemasukan huruf Jar Fī sekaligus menjadi Mudhōf | An-Nāsi : majrur menjadi Mudhōf Ilaih.
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ﴿٦﴾
“dari jin dan manusia.”
Al-Jinnati : majrur kemasukan huruf Jar Min | An-Nāsi : majrur diathofkan (disambungkan hukumnya) ke Al-Jinnati.
[1] Maknanya adalah marjūm yaitu yang dirajam atau dilempari. Ada yang berpendapat, jika seseorang digoda setan lalu membaca ta’awwudz maka Malaikat akan melemparinya dengan bola api.
[2] Basmalah nampak bukan kalimat sempurna, karena syarat kalimat sempurna berpola salah satu dari dua pola: Fi’il + Fā’il atau Mubtadā’ + Khobar. Oleh karena itu, para ulama mengatakan ada fi’il yang tersembunyi agar menjadi kalimat sempurna, dan perkiraannya adalah (أَقْرَأُ) “aku membaca” karena cocok dengan kegiatan membaca Al-Quran. Syaikh Utsaimin berpendapat, ia lebih tepat diletakkan di akhir basmalah agar bermakna pengkhususan (hanya).
[3] Al memiliki dua makna, yaitu itu atau semua. Dalam ayat ini, ia berupa al istighrōqiyyah yang bermakna semua/segala/seluruh. Li bermakna untuk/bagi/milik.
[4] Satu kata bisa menempati beberapa posisi, seperti Robb di atas, ia boleh menjadi Badal dan boleh pula menjadi Na’at.
Posting Komentar
Posting Komentar